Sabtu, 14 Juni 2014

Dinding Papan (Dindin Papan) Alias Gusti Rachman bergelar Pangeran Adipati



Dindin Papan


Dindin-Papan sering saya dengar ketika berada di Cantung. Menurut penuturan masyarakat di Cantung di katakan bahwa Dindin-Papan ( Dinding Papan) adalah sebuah kerajaan yang kemungkinan besar di berikan oleh Raja Cantung Pangeran Kusumanegara atau Aji Darma kepada saudara beliau Pangeran Adipati dan menjadikan kerajaan baru yang bernama "Kerajaan Dinding Papan". Saya cukup bingung untuk menjawab pertanyaan masyarakat disana di karenakan saya belum dan atau tidak ada data yang akurat yang saya dapatkan.
menurut mereka, cerita rakyat  tentang kerajaan dinding papan sampai sudah di buat "Mamanda" atau semacam 'ludruk' kalau di Pulau Jawa dan  menjuarai suatu event atau kejuaraan dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi.

Suatu ketika seorang kawan saya dari Belanda yang bernama Mr Donald Tick, (beliau adalah pemerhati atau sejarawan tentang sejarah kerajaan kerajaan di Indonesia)  menanyakan saya, siapakah "Pangeran Adipati"?. Terus terang saya tidak dapat menjawabnya, lalu saya di informasikan tentang Pangeran Adipati tersebut. .

Saya berusaha menggali lebih jauh, dengan harapan dapat memperoleh informasi melalui  mbah google. Alhamdulillah ternyata saya dapatkan lebih dari yang saya bayangkan. dibuku "Militaire Spectator Tijdschrift Nederlandsche Leger" tahun 1864. yang di katakan bahwa Dindin Papan adalah Gusti Rachman yang bergelar Pangeran Adipati ada pada  Jaman kekuasaan  Raja Aji Madura (1842-1863).  Bukan pada jaman  Raja Aji Darma atau Pangeran Kusumanegara (1864-1900) seperti yang masyarakat ketahui.,. Terjawab sudah teka teki cerita tentang Kerajaan Dindin papan yang sepertinya sudah melegenda di masyarakat Cantung, seakan mereka sebagai pelaku sejarah.

Pada Masa Perang Banjar banyak para bangsawan yang melarikan diri ke daerah daerah pedalaman. Mereka menanggalkan segala atribut Gelar Pegustian atau Pangeran agar tidak di kenali oleh Belanda.
Kira-kira pertengahan April 1863, Pangeran Aji Madura sebagai Raja Cantung di datangi oleh Gusti Rachman yang bergelar  Pangeran Adipati alias Dindin Papan, untuk memaksa agar Pangeran Aji Madura mau ikut bersama-sama melawan Belanda. Pangeran Aji Madura sebagai Raja Cantung tidak ingin terjadi konfrontasi dengan Pangeran Adipati. Untuk menghindari hal itu Pangeran Aji Madura meninggalkan Kerajaan Cantung.

Di katakan bahwa  Pangeran Adipati mempunyai sekitar 300 prajurit yang bersenjatakan keris dan tombak. Pada masa itu di ceritakan jalan menuju lokasi tempat Pangeran Adipati tesebut dapat dicapai dengan lewat sungai cantung. Kalaupun melalui jalan darat kondisinya sangat sulit, karena banyak batu terjal dan mendaki.
Pangeran Aji Madura lalu pergi meninggalkan cantung bertemu dengan  Pangeran Syarif Hasan sebagai Raja Batu Licin bersama Pangeran Muda Arifbillah alias Aji Semarang. Mereka meninggalkan Kerajaannya dan berusaha meminta bantuan kepada pihak Belanda, Karena diberitakan bahwa Pangeran Adipati akan membumi hanguskan seluruh Kerajaan Cantung.
Belanda mengirimkan bantuan ke kerajaan cantung agar bisa membantu Raja Aji Madura yang mana wilayah cantung sudah di kuasai oleh Pangeran Adipati yang di anggap pemberontak oleh belanda.

Tentara Belanda berangkat dari Pelabuhan Banjarmasin tanggal 22 April 1863 di bawah komando kapten infanteri G.Fen dengan membawa 35 Infantri, 6 Artileri dan 1 Ambulan, dan tiba di muara cantung 3 hari kemudian atau tgl.25 April 1863.


di ceritakan bahwa Belanda kesulitan di medan peperangan.Jika mereka (tentara belanda) melalui jalan darat akan mereka temui pohon-pohon yang sudah berumur ribuan tahun dan jalannya mendaki serta terjal. Di sepakati oleh mereka bahwa penyerangan akan melalui jalan sungai.

Belanda memperhitungkan kekuatan musuh dan posisinya, mereka  memutuskan untuk memperkuat salah satu divisi pendaratan sebanyak 22 orang, di bawah letnan 2 'kelas J . Setelah konsultasi antara dua komandan, maka di tetapkan hari berikutnya akan memulai penyerangan melalui sungai  cantung, dan untuk merencanakan ada tindakan lebih lanjut. 
Sebagai hasil dari informasi lebih lanjut diketahui bahwa DINDIN-PAPAN bisa, jika dicapai dalam tiga cara:

 l. Melalui Sungai, dpt di tempuh dalam dua hari, jika di dalamnya tidak ada kendala
2 .Jalan setapak dapat di tempuh dalam enam hari  
3 .Melalui tepi sungai cantung di sebelah kiri. di sepanjang jalan melalui hutan yang akan ditebang
   

Maka pada tanggal 26 April di mulailah agresi hari pertama.

Tentara Belanda  unggul dalam persenjataan tetapi menuju kearah lokasi Dindin Papan sangat sulit di tembus. Meskipun dengan hanya memakai senjata tombak, keris dan panah, prajurit Pangeran Adipati tetap melakukan perlawan. Mereka membakar pemukiman2 penduduk dan banyak merubuhkan pohon yang berada di bantaran sungai cantung sehingga akses satu2nya melalui sungai membuat tentara belanda terhambat.Belanda memakai 25 orang terpidana/kerja paksa/pribumi sebagai pionir yang bersama-sama memegang senjata howitzer untuk memulai peperangan. tetapi di cegat oleh prajurit Pangeran Adipati dengan hanya mengandalkan tombak dan anak panah. banyak tentara belanda yang terbunuh karena penyerangan tiba-tiba oleh prajurit Pangeran Adipati.

Pertempuran memakan waktu 3 hari 3 malam. Pangeran Adipati tertangkap tetapi ke 2 anaknya Gusti Awang dan Gusti Mastop terbunuh.

Pada tanggal 29 April tentara belanda membawa Pangeran Adipati ke Banjarmasin dan tiba pada tanggal 1 Mei 1863. berikut adalah referensi bukunya.